Besok pagi ujian sekolah dimulai. Hatiku agak cemas dan tidak tenang. Seolah dibayangi ketakutan.
Monday, May 12, 2008
Ujian
Sunday, April 27, 2008
Pendidikan Murah
Dulu di kampung kami, tiap Ahad sore ada sajian kegiatan yang selalu kutunggu. Yaitu membaca buku di sudut perempatan gang kecil yang terletak dekat rumah. Kami membaca rame-rame. Ada buku dongeng, komik, puzzle, pengetahuan umum, agama, dll. Semua boleh dipinjam dengan syarat dibaca di tempat. Tidak boleh dibawa pulang. Untuk meminjam, tidak dipungut biaya.
Oia teman,
kegiatan itu dibimbing oleh seorang kakak muda yang peduli pendidikan kami. Ia adalah Gus Naim dan Mas Imron. Tiap Ahad sore, mereka berdua datang membawa sepeda dengan gerobak yang diboncengkan di belakangnya. Gerobak yang mirip tempat dagangan siomay itu ditempati buku-buku yang nanti kami baca beramai-ramai.

Di gerobak kayu itu ada tulisan "PERPUSTAKAAN KELILING KHUSUS ANAK". Gus Naim dan Mas Imron membawa sepeda itu kemana-mana. Berkeliling masuk kampung, melewati lorong gang, berhenti di tempat anak-anak berkumpul dan bermain. Nah, disitulah gerobak itu dibuka, lalu digelar berbagai macam buku bacaan. Salah satu tempat yang rajin dikunjungi adalah tempat kami. Tentu saja kami senang dan berebut untuk ikut.
Kegiatan ini untuk anak-anak seusia kami. Murid sekolah dasar. Wah, seneng banget rasanya. Selain kegiatan membaca, kakak berdua itu juga sering mendongeng buat kami. Mereka jago loh. Apalagi kalau cerita dongengnya tentang kepahlawanan dan pengorbanan. Kami jadi larut dan tidak ingin berhenti mendengar.
Kawan,
Kalau saja semua orang mau berkorban seperti kakak-kakak itu, menyediakan kegiatan buat kemajuan kami, alangkah cepatnya negeri ini maju. Tak perlu banyak bicara. Dan yang penting, kami benar-benar menikmati apa PENDIDIKAN MURAH. Betul-betul tanpa dipungut biaya. Kita jadi semangat membaca. Belajar jadi hal yang menyenangkan.
Sayangnya,
kegiatan ini sementara berhenti. Kakak yang biasanya datang, kini tidak lagi. Kabarnya mereka nikah sehingga ikut isterinya pindah. Tapi kami tetep senang. Karena sebagai ganti sepeda PUSTAKA KELILING ITU, kakak-kakak itu membuat kegiatan namanya GARDU-PUSAKA. Nah, untuk yang ini, ceritanya akan aku ceritakan pada tulisan berikutnya. Tunggu yah
Siap Diremehkan
Suatu hari kita pasti pernah merasa kecewa dan sedih karena perlakuan seorang teman. Kita dihina, digosipkan yang jelek, dijauhi, disakiti dengan kata-kata, dibuat malu di depan kelas, dst. Rasanya, hati kita ini sempit dan ingin berontak. Otot menegang, mata memerah, dan kepala mau pecah menahan marah. Pokoknya kita tidak terima. Kita ingin membalasnya dengan tindakan serupa. Kalau perlu kita ajak adu jotos. Kito ingin sekali menonjok wajah dan mulut jeleknya yang membuat kita jadi benci. Menggigit telinganya sampai membekas hingga luka gigitan itu diingatnya sampai tua.
Tunggu !!
Kalau benar jadi kita saling jotos sampai benjol, tulang patah dan luka berdarah-darah, apa iya itu semua sudah bisa menyelesaikan masalah???
Sakit? itu pasti. Biasanya setelah merasa sakit, perasaaan dendam akan tertanam. Bisa lama sembuhnya. Enak?? sudah pasti nggak. Hati akan sumpek. Pikiran diaduk-aduk oleh kebencian dan prasangka. Setiap kita ketemu orang yang pernah menyakiti kita, rasanya pengin nonjok dan nendang sekali lagi.. lagi dan lagi.. Sakit dan sakit lagi..
Makanya kawan,
Bapa Guru mengajari kita supaya mau mengalah. Biarkan saja orang menghina, menyakiti atau sirik tidak suka terhadap kita. Asalkan kita tetap berada di jalan yang benar. Jangan membalas perlakuan teman yang menyakitkan.
AYO siap diremehkan !
Kenapa kita harus siap diremehkan??? karena begini ceritanya.
1. Sesungguhnya diri ini awal kejadiannya cuma dicipta dari setetes air hina. Yaitu sperma. Sumber penciptaan kita dari air yang bau dan menjijikkan begitu, lalu kenapa kita tidak mau diremehkan?? pantaskah kita sombong dan melawan bila dihina??
2. Di dalam perut kita ini sejatinya adalah penuh kotoran. Kita ini ibarat kakus berjalan. Iya nggak??? ada darah, sampah makanan, air kencing, bahan baku tai, semua bercampur jadi satu di usus. Hiii... jijik bukan kalau kita membayangkan?? Nah !! kalo sadar itu kenapa kita gak mau diremehkan?? pasti kalau tau itu, kita akan menerima dan ikhlas bila ada orang yang meremehkan, menyakiti, menghina diri kita..
3. Sebentar lagi badan ini akan mati. Dikubur dalam tanah. Kalau sudah dikubur, siapa lagi yang akan menghormati badan kaku kita?? Bahkan cacing, semut, belatung, dan binatang tanah lainnya akan berebutan menggerogoti badan kita ini??? Lalu kenapa kita tidak mau diremehkan?? kalau sadar ini, kita akan banyak khusyuk. Siapapun yang menghina kita, tidak akan kita hirau. Kita terima saja sebagai ujian Tuhan..
4. Kita ini banyak dosa, kawan !!. Dosa kurang syukur, kurang ingat ALLAH, mementingkan pribadi, tidak melayani fakir miskin-yatim-anak telantar, berbohong, sombong, marah, dendam, iri, hasud, pamrih,dll... Buanyaaakkkk dosa yang mampir ke diri ini tiap waktu tiap hari. Nah, kalo nyadar itu, mestinya kita siap saja dan ikhlas bila ada orang meremehkan kita... Toh kita memang begitu.. Lagian, dengan perasaan ikhlas ketika ada orang menghina kita, mudah-mudahan dosa kita jadi berkurang.. Begitu teman !!
5. Nabi/Rasul setiap bertugas mengajak umat kepada kebenaran, selalu saja diremehkan. Ada yang dikejar-kejar, dilempari batu, ditimpuk kotoran untan, diperangi, bahkan ada yang dibunuh??? Begitu saja, Nabi/Rasul tidak membalas. Tidak mendendam. Nah, kalo kita mau meniru beliau-beliau itu, mestinya kita juga tidak dendam. Siap diremehkan. Siap dihina orang... Iya kaann??
6. Bahkan ALLAH YANG MAHA BESAR saja masih diremehkan oleh manusia. Buktinya, perintah dan larangannya yang ribuan di dalam kitab suci, berapa yang diperhatikan manusia??? paling cuma puluhan. Itu saja sudah merasa alim dan paling benar. Jadi ALLAH saja diremehkan manusia. Begitu saja, ALLAH masih mau memberi kenikmatan kepada manusia. Tidak membalasnya sekaligus di dunia..
Nah, kalau begitu ceritanya kawan,
AYO SIAP DIREMEHKAN. nanti kalau semua orang punya prinsip seperti ini, tidak akan ada lagi pertikaian, perang, dan pembunuhan. Semua akan saling menyadari, menghormati dan memulyakan sesama saudara manusia. Aaamiin
Monday, April 21, 2008
Tahu Dosa Sebelum Mati
"Ayo merasa punya dosa", demikian ajakan Bapa Guru selalu kepada kami. Jangan cuma bisa menyalahkan orang. mari berusaha bisa tahu dosa dan salah sendiri sebelum mati. Salah dosa apa saja seh?? bukankah kita sudah baik? kita sudah pergi haji? kita rajin sholat?? bersilaturahmi dengan tetangga?? menghadiri majelis pengajian?? ikut acara istighosah?? bukankah itu penuh pahala dan berkah??? kok kita masih disuruh latihan tahu dosa?? dosa apa lagi yah??
Teman,
"tidak ada seorangpun di dunia ini yang setiap hari tanpa dosa", begitulah kata Bapa Guru kepada kami.
Sesungguhnya dosa kita sangatlah banyak. Bertumpuk bertambah setiap waktu. Contoh: kita sehari ini kalau kurang syukur dosa. Jari-jari, mata, telinga, otak, mulut, nadi pernapasan, jantung dan persendian organ tubuh lain yang kita gunakan untuk menikmati internet ini adalah hadiah TUhan yang wajib kita syukuri. Jika kita luput mensyukurinya, kita sudah tercatat dosa. Gampang sekali bukan kita terkena dosa???
Sejak bangun pagi tadi sampe sekarang, berapa lama waktu kita untuk ingat ALLAH?? apakah sebanding dengan ingatan kita kepada urusan lain-lain?? atau bahkan tidak sama sekali ingat ALLAH??? sekali lagi kita kena dosa. Misalnya tadi kita makan nikmat, trus lupa ingat nasib fakir miskin, anak yatim, orang telantar yang lapar; kita juga terkena dosa ! Hari ini kita sudah marah berapa kali?? kita pamrih akan sukses pekerjaan kita?? kita bohong untuk kelancaran bisnis kita??? dosa dan dosa nyaris tiap hari menyapa kita. Kalau mau teliti lagi, dosa kita akan lebih banyak lagi yang kita ketahui.
Sedang Nabi Rasul saja merasa punya dosa sehingga beliau-beliau itu senantiasa meminta ampun kepada ALLAH. Lalu kenapa kita yang baru merasa alim saja, seolah sudah steril dari salah??? apakah kita lebih baik pangkatnya dari para Rasul Nabi??
Maka dari itu kawan,
ayolah latihan mengetahui dosa pribadi. Itu lebih baik daripada kita hanya ngerumpi dan membahas kesalahan orang atau kelompok lain. Sungguh, saat kita membahas kesalahan orang lain itu adalah ghibah. Ia termasuk dosa. Nah, kalau tau begitu, bukankah kita aman bila mau meneliti dosa sendiri??
Jangan Cinta Uang
Saat berangkat ke sekolah, biasanya kita diberi sangu oleh Bapak/Ibu dari rumah: Uang. Senang banget rasanya yah. Lalu saat jam istirahat, kita gunakan uang sangu itu untuk beli keperluan yang kita butuhkan. Entah itu makanan, minuman, atau bahkan mainan. Alhamdulillah.
Kawanku yang baik,
Semua orang membutuhkan uang. Kita juga kan?? Uang adalah salah satu alat penukar kebutuhan barang-barang untuk kita bertahan hidup. Dengan uang kita bisa mendapatkan beras, lauk; kita beli baju dan buku; kita juga pake uang untuk membayar iuran.
Nah, aku teringat Bapa Guru yang selalu menasehatiku. Kata beliau, "Kita boleh butuh uang tapi jangan CINTA UANG."
Kalau kita butuh uang, maka kita akan memakainya seperlunya. Setelah kita cukup, maka uang itu bisa kita manfaatkan untuk membantu kebutuhan saudara/teman/tetangga. Bener kawan. Banyak loh teman kita, tetannga kita, atau sodara manusia di bumi lain/daerah yang saat ini membutuhkan uluran bantuan kita. Nah, klo kita sudah memakai uang itu untuk memenuhi kebutuhan kita, segera bagikan kepada yang membutuhkan. Kepada fakir miskin, anak yatim, janda telantar, lanjut usia, atau kita bantukan kepada orang yang mempunyai hutang. Kasian loh.
Kawan,
Uang yang kita berikan kepada orang lain itu tidak hilang. Uang itu akan tetap menjadi milik kita. Malah bertambah. Karena uang kita itu di "tabung" nanti kita unduh di akhirat. Plus bunga tabungan yang digandakan Allah berlipat-lipat. Tapi memang kita harus sabar menunggu.
Trus bagaimana nanti??? Habis dong uangku? kalau dibagikan terus??
Tentu saja TIDAK. Uang bisa kita cari lagi. Toh rejeki sudah ada yang mengatur. Kita pasti bisa nyari lagi. Tuhan sudah berjanji akan mengganti apabila kita gemar berbagi. Di dunia saja kita pasti dicukupi, apalagi di akhirat. Pasti kita dapat bunga tabungan berlipat. Aamiin.
Teman, Kalau kita CINTA UANG,
kita akan jadi pelit dan enggan membantu orang yang mengalami kesusahan. Kita takut menjadi miskin; kita takut kehilangan uang; kita kuatir tidak bisa makan; dst. Akhirnya uang kita simpan seolah-olah hanya uang yang bisa menjamin kebahagiaan. Padahal dengan uang banyak yang kita simpan, kita sebenarnya tambah bermasalah.
Cobalah pikir. Waktu kita pegang uang banyak. Hati kita jadi kuatir diincar penjahat; kita gelisah karena kuatir ada yang tahu; kita bingung mau gunakan apa uang itu??; kadang malah kita gunakan untuk hura-hura.. Naahh, jadi kacau kan??? Atau karena sangat CINTA UANG, banyak orang diperbudak. Sampe disuruh korupsi, merampok, mencuri, itu karena cinta UANG... pilih mana kawan??
Kalau kita sedekahkan, kita berikan kepada yang lebih membutuhkan. yakin deh, hati kita akan tenang. Hidup kita juga menjadi lebih bernilai. Karena kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Kita Boleh Butuh Uang, Tapi Jangan Cinta Uang
Tahu Waktu
Teman,
Banyak diantara kita yang tidak sadar waktu terus merambat. Berputar terbang cepat memangkas kesempatan yang kita dapat
Saat seperti itu, seolah hari esok masih menunggu. Padahal kawan, sekali kita menunda sesuatu pekerjaan yang berharga, sesal di depan pasti kenyataan. Untuk itu, jangan menunggu waktu berlalu. jangan biarkan masa menggilas kita. Karena jam, hari, tahun dan bulan terus mengurangi jatah usia kita. Ayo bergegas menyiapkan bekal akhirat.
Eh, Tertipu
Orang-orang sibuk mencari rejeki. Dari pagi, siang, sore hingga baru pulang malam hari. Katanya demi menghidupi anak isteri. Untuk warisan keturunan yang nanti ditinggalkan. Pak Tani bekerja di sawah. Pegawai pergi ke kantor. Pedagang pergi ke pasar. Semua lelah dikejar-kejar kesempatan. Nafas dipacu berlomba dengan waktu. Nadi berdetak terburu. Seolah hidup masih panjang. Padahal sebenarnya cerita di dunia akan segera berhenti. Kematian yang tiba-tiba menyapa tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Semua hasil kerja berupa harta, kebanggaan, medali kesuksesan akan ditinggal. Dicatat oleh pewarisnya. Dikenang oleh jaman. Yang terbawa hanya kafan dan sebatang tubuh kaku. Masuk kubur ditanam dalam tanah basah. Setelah itu???? Hanya Tuhan yang tahu
Kawan,
kata Bapa Guru kita hidup di dunia ini ibaratnya singgah sebentar untuk berteduh. Selanjutnya kita akan meneruskan perjalanan ke kampung akhirat. Makanya perbekalan jangan dihabiskan. Karena kalau perbekalan habis di tengah jalan, di kampung akhirat kita makan apa???? sedang di sana sudah tidak ada lagi kesempatan berusaha.
Alangkah sedihnya,
jika diri yang satu ini diperlakukan tidak adil. Wong di dunia dipikirkan; dicarikan makan, dibelikan pakaian, diusahakan rumah naungan, dipasangi sepatu, dimulyakan, dst. Lha kok yang di akhirat belum dipikirkan sama sekali??? ini bagaimana ceritanya yah?? Ini namanya tidak adil. Diri yang satu, sama-sama miliknya. yang di dunia dipenuhi kebutuhannya, tapi yang di akhirat belum dipikirkan malah. Waduh gimana ya?

Kawan-kawan jangan mengandalkan syahadat, sholat, puasa, zakat, haji, dan pinter ngaji. Trus merasa sudah cukup bekal pulang ke akhirat. Karena Nabi Muhammad yang sudah jago dan amalannya berlebih saja, masih memikirkan akhirat kok. Buktinya, sampe wafat beliau tidak mewariskan apa-apa ke keturunannya. Lalu keluarganya juga begitu. Para sahabat mulai Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Mereka hidup bersahaja di dunia. Tidak ada rumah, kendaraan, atau harta warisan yang ditinggalkan. Seluruh hasil kerjanya dikirim ke akhirat dengan cara disedekahkan kepada fakir, yatim, janda, dll.
Ayo kawan-kawan,
sadarkan dirimu. Jangan tertipu dunia yang menawarkan keenakan semu. Enak di dunia ini cuma sesaat setelah itu wafat. Kadang keinginan kita belum kesampaian, maut sudah lebih dulu menjemput. Bukankah itu tertipu namanya?? seolah hidup akan berlangsung seterusnya, tau-tau ketika sedang ngotot mengejar harapan, mati menghampiri. Hurraa... Bukankah itu tertipu namanya??
Tengoklah teman-teman,
Orang yang memikirkan kebutuhan dunianya saja, pasti berakhir sengsara. Karena tamak berburu harta, akhirnya terjerat korupsi, dipenjara. Sudah begitu biasanya gak punya malu. Tebar senyum sumringah seolah tak bersalah. Kasian. Tertipu kan? maunya ngurus dunia saja.
Akhirnya aku akhiri tulisan ini dengan untaian pesan Bapa Guru: cinta dunia adalah sumber dari segala kejahatan.